Ayoo Gabung Dengan Imotsstyle

kopack

kopack
LOGO BARU IMOTS "semoga dengan lgo yang baru imots makin solid "

Selasa, 08 Mei 2012

Kisah Geng Motor Brutal di Jakarta Era 70-an: Pachinko




Kisah Geng Motor Brutal di Jakarta Era 70-an: Pachinko

Jakarta Kisah brutal geng motor di Jakarta sudah ada sejak era 70-an. Yang paling melegenda saat itu geng motor Pachinko atau Pasukan China Kota. Aksi geng motor ini mulai dari merampok rumah pejabat hingga merampok toko emas.


"Tujuannya ingin jadi Si Pitung, tapi salah kaprah," kata pimpinan Geng Pachinko, Johny Indo, seperti dikutip majalah detik edisi Senin (23/4/2012).


Geng Pachinko pimpinan Johny Indo ini malang melintang di kawasan Kota Lama seperti Mangga Besar, Ampera, Pademangan, hingga Tanjung Selor (Roxy). Kenapa dinamakan Pachinko, Johny yang ayahnya TNI menuturkan, bahwa 70 persen anggota kelompok geng ini merupakan etnis keturunan Tionghoa.


Anggota Pachinko ini tak hanya jago ngebut, tetapi juga andal berakrobat di atas motor. Mereka bisa bertukar posisi di atas motor yang melaju dengan kecepatan 80 kilometer per jam.


"Melihat jurang antara si kaya dan si miskin, saya tergerak membuat suatu gerakan dalam
kelompok, bukan geng. Tapi anak-anak kampung. Saya lihat pemerintah belum mampu menyejahtera-
kan rakyat, ayo kita ngerampok orang kaya untuk kita bagikan ke orang miskin," terang Johny.


Kemudian, saat itu dengan senjata api yang mudah didapat, geng motor ini melakukan aksi kriminal. Saat Johny dan komplotannya ditangkap pada 1979, mereka dituduh bertanggung jawab atas tujuh kasus perampokan toko emas di Jakarta. 


Namun di pengadilan mereka hanya mengakui 5 di antaranya, yaitu toko emas di Gang Lontar, Tanah Abang, Sawah Besar, Jatinegara dan Pasar Jangkrik yang dilakukan sekitar awal 1978 sampai Maret 1979. Polisi mencatat, ada sekitar 16 kg emas yang digasak komplotan Johny.


Johny menuturkan, saat melakukan aksi perampokan, geng motornya memiliki aturan. Yang terpenting tidak boleh melukai perempuan, yang kedua, tidak merampok seluruhnya. 


"Di depan mata misalnya ada uang Rp 100 juta, yang kita ambil Rp 60 juta. Sisanya yang Rp 40 juta sebenarnya tinggal kita bawa tanpa halangan, tapi tidak kita bawa. Karena saya kasihan, biar dia bisa usaha lagi. Misalnya toko emas, yang dipajang ada 4 kg, yang kita ambil hanya 3 kg, yang 1 kg kita pulangin, jangan sampai habis benar. Tujuannya saya ingin menyejahterakan rakyat, dengan mengambil pajak secara tidak sah," tuturnya.


Geng motor Pachinko pimpinan Johny Indo ini tamat pada akhir 70-an. Setelah sejumlah anggotanya ditangkap, Johny menuturkan, geng motornya bubar dengan sendirinya.


"Memang mereka kriminal, tapi mereka berawal dari adanya jurang yang besar antara si kaya dan si miskin," ujar Johny yang kisah hidupnya pernah difilmkan dengan judul "Johny Indo".


Kisah Pachinko bisa dinikmati di edisi terbaru Majalah Detik (edisi 21, 23 April 2012) mengupas tuntas aksi geng motor dengan tema ‘Jejak Berdarah Y-Gen'. Untuk aplikasinya bisa di-download di apps.detik.com dan versi pdf bisa di-download www.majalahdetik.com Selamat menikmati!

Ini Alasan Polisi Sulit Ungkap Pengendara Yaris Penembak 2 Anggota TNI

Jakarta Pengendara mobil Toyota Yaris hingga kini masih misterius. Ada beberapa kesulitan yang dialami polisi dalam mengungkap siapa sebenarnya pengendara mobil Yaris yang menembak 2 anggota TNI di Jl Raya Pramuka, Jakarta Pusat, 13 April.


"Sampai sekarang tim gabungan masih kesulitan dalam mengungkap kasus penembakan 2 oknum TNI yang terlibat geng pita kuning di Jl Pramuka," kata sumber terpercaya detikcom, Senin (23/4/2012).


Menurut sumber tersebut, barang bukti yang menjadi kunci penyelidikan sampai sekarang belum diserahkan ke polisi. Barang bukti tersebut berupa selongsong peluru, baju Prada Akbar yang justru disita TNI AL, dan hasil visum kedua anggota yang tertembak.


"Kita sudah minta sejak awal. Tapi sampai sekarang belum diserahkan. Ketiga hal tersebut belum diserahkan, maka akan sulit untuk mengungkapnya," ujarnya.


Jika barang bukti tersebut terlalu lama diselidiki, maka sterilitas barang bukti tersebut sudah diragukan.


"Padahal dari barang bukti tersebut bisa diketahui jarak tembak, jenis peluru dan lain-lain," ungkapnya.


Seperti diketahui penembakan kedua anggota TNI AL ini terjadi sekitar pukul 02.30 WIB, Jumat (13/4). Kedua anggota TNI AL tersebut bernama Pratu Apm Sugeng Riyadi, anggota lembaga farmasi TNI AL (Lafial) dan Prada Akbar Fidi Aldian dari Yonif Linud 503 Kostrad. 


Saat keduanya ikut konvoi geng motor pita kuning, seorang pengendara mobil Toyota Yaris yang melintas di Jl Pramuka, Jakarta Pusat, melemparkan timah panas ke kedua anggota TNI tersebut. Hingga kini pengendara mobil Yaris masih misterius.


Sementara itu, Kadispen TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati membenarkan adanya dua anggota TNI yang tertembak di Jalan Raya Pramuka. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus tersebut ke kepolisian.


Geng pita kuning mengamuk di 7 titik di Jakarta pada 13 April dinihari, diduga karena terkait tewasnya Kelasi Arifin di tangan geng motor di Kemayoran 31 Maret 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar